Rabu, 09 Desember 2009

Tari Pendet



Seni tari Bali pada umumnya dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu tari wali atau tari seni pertunjukan sakral, tari bebali atau seni tari pertunjukan upacara dan juga untuk hiburan pengunjung, dan tari balih-balihan atau seni tari untuk hiburan pengunjung.
Tari Pendet termasuk dalam jenis tarian wali, yaitu tarian Bali yang dipentaskan khusus untuk keperluan upacara keagamaan. Meski tarian ini tergolong ke dalam jenis tarian wali namun berbeda dengan tarian upacara lain yang biasanya memerlukan para penari khusus dan terlatih, siapapun bisa menarikan tari Pendet, baik yang sudah terlatih maupun yang masih awam, pemangkus pria dan wanita, kaum wanita dan gadis desa. Pada dasarnya dalam tarian ini para gadis muda hanya mengikuti gerakan penari perempuan senior yang ada di depan mereka, yang mengerti tanggung jawab dalam memberikan contoh yang baik. Tidak memerlukan pelatihan intensif.

Pada awalnya tari Pendet merupakan tari pemujaan yang banyak diperagakan di Pura, yang menggambarkan penyambutan atas turunnya Dewa-Dewi ke alam marcapada, merupakan pernyataan persembahan dalam bentuk tarian upacara. Lambat laun, seiring perkembangan zaman, para seniman tari Bali mengubah tari Pendet menjadi tari “Ucapan Selamat Datang”, dilakukan sambil menaburkan bunga di hadapan para tamu yang datang,. Kendati demikian bukan berarti tari Pendet jadi hilang kesakralannya. Tari Pendet tetap mengandung anasir sakral-religius dengan menyertakan muatan-muatan keagamaan yang kental. Peralatan yang digunakan pada tari Pendet ada canang sari (sesajian janur dan bunga yang disusun rapi), pasepan (perapian), dan tetabuhan.

Pada tahun 1950, tari Pendet diubah menjadi tarian sekuler agar bisa menjadi tontonan umum. Pada saat itu para seniman berharap tari pendet bisa digunakan untuk menjadi kegiatan pariwisata. Berbagai modifikasi pun dilakukan dalam tarian ini. Lahirlah tari pendet versi pertunjukan.

Pada tahun 1961 Wayan Berata, menyempurnakan tari Pendet versi pertunjukan. Jika biasanya tari pendet dibawakan oleh dua orang, Wayan menambahnya menjadi empat orang. Dalam versi keagamaan, gadis-gadis membawakannya dalam pakaian adat untuk sembahyang. Dalam versi pertunjukan baju para penari dirubah menjadi cerah dan gemerlap.

Dengan demikian berarti tari Pendet merupakan salah satu harta budaya bangsa kita, bangsa Indonesia. Namun saat ini, beberapa harta budaya bangsa kita banyak yang di klaim hak kepemilikannya oleh bangsa lain, salah satunya tari Pendet. Dari kejadian tersebut sudah sepantasnya kita warga Negara Indonesia, menjaga dan melestarikan budaya-budaya kita sendiri, jangan sampai dicuri oleh bangsa lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar